Mengawali bekerja mencari sebagai uang sebagai pekerja lepas adalah pengalaman saya yang sangat berharga. Mungkin tidak seperti yang lain, yang mungkin terjun di kantor sebagai pegawai kantoran dan kemudian memutuskan menjadi seorang pekerja lepas.
Pengalaman pertama di dunia freelance bagi saya adalah uang yang banyak. Ya, terlepas dari memang ini lah awal saya dalam mencari uang. Dibandingkan dengan uang bulanan yang saya terima dari orang tua, jelas ini sangat besar. Mungkin sebut saja 8 juta rupiah untuk sebuah project website personal. Saya tidak bekerja sendirian, walaupun saya bekerja sebagai pekerja lepas, saya bekerja dalam tim. Ada yang berpihak sebagai team leader dan desainer. Dan saya disana sebagai web programmer.
Dalam tim, saya tidak hanya bekerja di balik layar. Saya juga diajari bagaimana caranya pitching, dengan berbagai macam cara. Dari mengumpulkan bahan mengenai calon klien, sampai cara untuk melakukan entertainment kepada calon klien. Tidak selalu berhasil memang. Tapi cukup memberikan ilmu kepada saya untuk menghadapi dunia kerja.
Satu ketika, saya dihubungi oleh rekan saya di project pertama untuk membangun sebuah website. Saya berpikir saya kembali akan menjadi web programmer. Dan ketika saya bertemu dengan calon klien, ternyata klien utama ini adalah pemerintah. Saya yang tidak tahu-menahu mengenai proses di pemerintahan belajar banyak dari pengalaman sebelumnya tentang pitching.
Dari beberapa keberhasilan dan ilmu yang saya peroleh, ada kesalahan mendasar dalam dunia freelance yaitu manajemen uang. Mungkin karena saya baru kali itu mendapat uang yang “besar” sehingga menjadi konsumtif dan terlena dalam mengejar project lain. Alhasil, dikarenakan oleh kebutuhan hidup saya “terpaksa” melamar pekerjaan ke software house.
Beberapa hal yang saya pelajari di dunia freelance sebelum terjun menjadi pegawai :
1. Pitching ke (calon) klien
Presentasi kepada calon klien adalah salah satu tahap awal dalam pengerjaan project, hal ini membutuhkan ilmu untuk menjual dan meyakinkan calon klien untuk membeli / menggunakan jasa kita.
2. Entertain (calon) klien
Makan bersama bisa menjadi salah satu cara untuk meng-entertain user, ditraktir makan atau minum kopi bisa jadi cara yang efektif untuk menyenangkan hati dan jika hatinya sudah senang, segala urusan akan lebih mudah
3. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan klien
Komunikasi yang terjalin tidak selalu hanya dalam urusan bisnis, ada kalanya kita bisa bertemu dengan user/client yang ternyata memiliki hobi dan minat yang sama. Selain memperluas jaringan dalam pekerjaan, hubungan dengan klien akan menjadi sangat erat.
4. Manajemen Uang
Hidup ini tidak sebatas bulan ini bisa makan apa atau belanja apa, kita harus memikirkan bagaimana hidup di bulan-bulan berikutnya, terutama jika ternyata order project sedang sepi. Umumnya orang akan sangat bernafsu untuk membelanjakan uang “besar” yang diterima dari sebuah project. Ada baiknya kita menyimpan anggaran untuk sekian bulan ke depan, misalnya ada dana cadangan 6 bulan ke depan andaikata memang lagi sepi order.
5. Manajemen Waktu
Project tunggal memang mudah dalam pengerjaannya, tetapi ada kalanya kita mendapatkan banyak project dalam satu waktu. Hal ini akan menyenangkan dari sisi pendapatan, sekaligus cukup memusingkan dari sisi pengerjaan. Terlebih lagi jika timeline project sangat mepet antara satu dan yang lain. Ada baiknya kita mengalokasikan waktu, misalnya pukul 08:00 sampai 12:00 untuk project A dan pukul 13:00 sampai 17:00 untuk project B.
6. Manajemen Project
Perencaaan dalam pelaksaaan project sangat berguna dalam hal pengaturan timeline pekerjaan, kita akan mempunyai batasan waktu untuk sebuah potongan pekerjaan. Misalnya untuk programmer, diberikan waktu 3 bulan untuk pengerjaan sebuah aplikasi perkantoran dimana akan diatur 2 minggu pertama untuk mengumpulkan user requirement dan 6 minggu untuk coding serta 2 minggu untuk maintenance dan bugs fixing.
Ternyata ditempa di dunia freelance sangat membantu saya di pekerjaan sekarang J
*Postingan ini untuk RuangFreelance[dot]com*
Comments
Post a Comment